PUASA SUNNAH 2

Puasa sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW (2)

6. Puasa tiga hari pada tiap bulan (Qamariah)

Dari Mu’adzah Al-’Adawiyah bahwasanya ia bertanya kepada ‘Aisyah istri Nabi SAW, “Apakah Rasulullah SAW berpuasa tiga hari pada setiap bulan ?”. ‘Aisyah menjawab, “Ya”. Lalu aku bertanya lagi kepadanya, “Pada tanggal berapa beliau berpuasa ?”. ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli tanggal berapa saja berpuasa pada bulan tersebut”. [HR. Muslim juz 2, hal. 818]

Dari Abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa tiga hari setiap bulan, maka yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa”. Kemudian Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa menurunkan ayat yang membenarkan hal itu dalam kitab-Nya. (Barangsiapa beramal baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat) [Al- An’aam : 160]. Puasa satu hari sama dengan sepuluh hari (pahalanya). [HR. Tirmidzi jz 2, hal. 131, no. 759] Bersabda Rasulullah SAW, "Hai Abu Dzarr, kalau engkau mau puasa tiga hari dari satu bulan, maka puasalah pada hari yang ke-13, 14 dan 15". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 130, no. 758]

7. Puasa dengan berselang hari

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Seutamautama puasa adalah puasa saudaraku Dawud. Adalah beliau sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, dan ia tidak lari bila bertemu musuh”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 134, no. 767]

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, ia berkata : Rasulullah SAW diberitahu bahwasanya ia mengatakan, “Sungguh aku akan shalat malam terusmenerus dan aku akan puasa di siang harinya selama aku hidup”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kamu orang yang mengatakan demikian itu ?”. Lalu aku jawab, “Sungguh aku telah mengatakannya, ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kamu tidak akan kuat yang demikian itu, maka berpuasalah dan berbukalah, tidurlah dan shalat malamlah, dan berpuasalah tiga hari setiap bulan. Karena kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat. Maka yang demikian itu seperti berpuasa sepanjang masa”. ‘Abdullah bin ‘Amr berkata : Lalu aku berkata, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu”. Beliau SAW bersabda, “Berpuasalah satu hari dan berbukalah dua hari”. ‘Abdullah bin ‘Amr berkata:

Lalu aku berkata lagi, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu, ya Rasulullah”. Beliau SAW bersabda, “Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, yang demikian itu puasanya Nabi Dawud AS, dan itulah puasa yang lebih adil”. ‘Abdullah bin ‘Amr berkata : Lalu aku berkata lagi, “Sesungguhnya aku kuat lebih dari itu”. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang lebih dari itu”. ‘Abdullah bin ‘Amr RA berkata, “Sungguh aku menerima (puasa) tiga hari yang telah disabdakan Rasulullah SAW itu lebih aku sukai daripada keluargaku dan hartaku”. [HR. Muslim juz 2, hal. 812]

Hari- hari yang dilarang berpuasa :

1. Dua hari raya : yaitu hari raya 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adlha

Dari Abu Sa'id RA, ia berkata, "Nabi SAW telah melarang (orang) berpuasa pada hari raya 'Iedul Fithri dan hari raya Qurban ('Iedul Adlha)". [HR. Bukhari juz 2, hal. 249]

Dari ‘Umar bin Khaththab, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW melarang dari puasa pada dua hari raya. Adapun ‘Iedul Fithri, maka itu adalah hari berbuka kalian dari puasa (Ramadlan) dan hari raya bagi orangorang Islam. Dan adapun ‘Iedul Adlha, maka makanlah daging ibadah qurban kalian”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 135, no. 769]

2. Hari Tasyriq, yaitu : Hari yang ke-11, 12 dan13 dari bulan Hajji (Dzulhijjah)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hari ‘Arafah (di ‘Arafah), hari Nahr (menyembelih), dan hari tasyriq adalah hari raya kita orang-orang Islam. Dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 135, no. 770]

Dari Nubaisyah Al-Hudzaliy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Harihari Tasyriq adalah hari makan minum dan menyebut (mengingat) Allah". [HR. Muslim juz 2 hal. 800]

3. Hanya berpuasa di hari Jum'at saja

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Janganlah kamu khususkan malam Jum'at dari malam yang lain untuk shalat dan janganlah kamu khususkan hari Jum'at dari hari yang lain untuk berpuasa, kecuali seseorang diantara kamu berpuasa padanya (tidak mengkhususkan hari Jum’at)". [HR. Muslim juz 2, hal. 801]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW, "Janganlah seseorang dari kamu puasa di hari Jum'at, kecuali jika ia puasa sebelumnya atau sesudahnya". [HR. Muslim juz 2, hal. 801]

4. Larangan menyambut Ramadlan dengan puasa

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Janganlah kalian mendahului (menyambut) bulan Ramadlan dengan berpuasa, kecuali apabila salah seorang diantara kalian melakukan puasa yang biasa ia lakukan”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 121, no. 735]

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mendahului Ramadlan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi orang yang melakukan puasa (tidak untuk menyambut Ramadlan), bolehlah ia berpuasa”. [HR. Muslim juz 2, hal 762]

5. Puasa terus-menerus

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa selama-lamanya. Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa selama-lamanya. Tidak (dinamakan) berpuasa, orang yang puasa selama-lamanya ". [HR. Muslim juz 2, hal. 815]

Dari Abu Qatadah, ia berkata : Ada seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimanakah dengan orang yang puasa terus-menerus ?”. Beliau SAW bersabda, “Tidak ada puasa terus-menerus dan tidak ada berbuka terus-menerus, atau tidak boleh berpuasa terus-menerus dan tidak boleh berbuka terus-menerus”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 133, no. 764]

6. Puasa Wishal.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW melarang (berpuasa) wishal. Mereka (para shahabat) berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wishal”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum (oleh Allah)”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 242] Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW melarang dari berpuasa wishal. Lalu ada seorang laki-laki dari kaum muslimin berkata, “Sesungguhnya engkau berpuasa wishal, ya Rasulullah”. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa diantara kalian yang seperti aku ? Sesungguhnya aku bermalam sedang Tuhan ku memberi makan dan minum kepadaku”. Setelah para shahabat enggan meninggalkan puasa wishal, lalu Rasulullah berpuasa wishal bersama para shahabat satu hari, lalu satu hari lagi. Kemudian mereka melihat hilal. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya hilal itu belum muncul, tentu aku akan menambah lagi kepada kalian”. Seolah-olah beliau ingin memberikan pelajaran (agar jera) kepada para shahabat ketika mereka enggan meninggalkan puasa wishal. [HR. Muslim juz 2, hal. 774]

Boleh berniat puasa pada pagi hari bagi puasa sunnat :

Dari 'Aisyah ummul mukminin, ia berkata, “Pada suatu hari Nabi SAW masuk ke rumah lalu bertanya, "Apakah kamu mempunyai sesuatu (makanan) ?" Kami menjawab, "Tidak ada". Maka beliau bersabda, "Bila demikian maka aku akan berpuasa". Dan pada hari yang lain beliau datang pula, maka kami berkata, "Ya Rasulullah, ada orang yang menghadiahkan hais (makanan yang dibuat dari korma, samin dan susu kambing) kepada kita". Beliau bersabda, "Perlihatkanlah kepadaku, karena sesungguhnya aku berpagi dalam keadaan berpuasa”. Kemudian beliau makan". [HR. Muslim juz 2, hal. 809]

Seorang istri dilarang berpuasa sunnah tanpa seidzin suami :

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal seorang perempuan berpuasa (sunnah) bila suaminya tidak bepergian melainkan seidzinnya". [HR. Bukhari juz 6, hal 150].

Sumber: Brosur Ahad Pagi 4 Oktober 2009 Majelis Tafsir Al-Qur'an

Tidak ada komentar: