Menggapai Mimpi


* Apakah mimpi itu merupakan sesuatu yang sangat naif?
* Apakah mimpi itu adalah sesuatu yang berhayal?
*Apakah mimpi itu sesuatu yang sama sekali tidak ada hasilnya?

Tiga poin yang perlu diingat:
  1. Perubahan kata. Hilangkan kata “seandainya”, “jika”, “kalau” dan semua kata pengandaian yang lain. Ubah dengan kata “PASTI BISA” atau “HARUS BISA”, positive mind set. Jangan menggunakan kata yang meragukan, jelas sekali kalau sesuatu yang meragukan harus kita tinggalkan. Jadi, kita tidak bisa terus mengandai-andai.
  2. Buat scenario paling jelek. Tetap ada scenario B kalau sampai mimpi tersebut tidak tergapai. Kita sudah diberi Allah dalam agama kita sebagai seorang muslim dan nabi kita sudah ngendhika satu rumus yang paling bagus “kalau untuk urusan akherat selalu lah ingat bahwa kamu mati besok, tapi kalau urusan duniawi ingat bahwa kamu masih hidup panjang”.
  3. Selalu ikhlas apa pun hasilnya. Lillahi ta’ala, toh semua ini juga karena Allah. Ikhlas bukan berarti ngambeg (putus asa), dalam muslim tidak ada kata putus asa. Apakah ada satu ayat atau hadist yang memperbolehkan kita berputus asa? Tidak ada satu ayat pun yang mengatakan seperti itu, semua ayat mendorong kita untuk konsisten.
Mimpi adalah milik semua orang, gratis, tis tis......

Tidak ada komentar: