Rumahnya sangat tua dan hampir roboh karena termakan waktu. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan atap gentengnya banyak yang berlubang sehingga saat turun hujan, airnya jatuh dimana-mana.
Nenek dan kakek tersebut mengais rizky dengan mencari kayu bakar di hutan dan kemudian menjualnya di pasar. <!--more->
Suatu malam, kakek tersebut bermimpi dikasih oleh Allah istana yang sangat indah sekali disurganya kelak. Atapnya terbuat dari mutiara. Dindingnya, tiangnya, lantainy, semuanya terbuat dari emas. Lalu kakek itu terbangun dari mimpinya karena mendengar adzan subuh.
Seperti biasa, kakek dan nenek tersebut mencari kayu bakar dihutan. Saat ingin mengabil kayu, nenek melihat sebutir mutiara yang tergeletak di dekat kayu tersebut. Lalu di ambilnya mutiara itu.
Setibanya dirumah, nenek memperlihatkan mutiara itu kepada kakek.
“Apakah kita akan menjualnya dipasar besok kek”?? tanya nenek.
“Iya nek, ini adalah rizky yang diberikan Allah kepada kita. Besok kakek akan menjualnya. Dan sebagian uang ini akan kita sedekahkan. Nenek pun menyetujui usul Kakek.
Malam pun tiba. Kakek dan nenek tidur dengan pulasnya. Di tidurnya yang pulas itu, kakek bermimpi lagi. Kakek mendapati atap istananya yang di kasih Allah di surga itu berlubang. Lalu kakek menyanyakan kepada malaikat.
“Hai malaikat, mengapa atap istanaku berlubang?”
“Itu salah kamu sendiri”
“Salahku? Apa salahku? Aku selalu memberi sedekah, aku selalu rajin beribadah. Dan aku juga selalu menjahui larangan-Nya. Katakanlah Hai malaikat apa salah ku”.
“Kamu sendiri yang mengambil mutiara atapmu”. Lalu malaikat itu pergi meninggalkan kakek sendirian.
Akhirnya kakek itu terbangun dan menceritakan semua mimpinya kepada nenek.
Mereka sepakat untuk mengembalikan mutiara yang didapatnya di hutan itu.
Kakek tidak ingin istana yang di kasih Allah di surga kelak cacat sedikitpun.
“Nek, ada kabar gembira”. Kata kakek dilain hari saat sedang makan siang
“Kabar apa kek”.
“Semalam kakek bermimpi, istana yang di beri oleh Allah di surga kelak, atapnya sudah tidak berlubang lagi. Mungkin ini karena kita mengembalikan mutiara yang nenek dapat dari hutan itu nek”.
“Syukur alhamdulillah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar